Senin, 17 Oktober 2011

Ukuran Lapangan Bulutangkis


Ukuran Lapangan Bulu Tangkis / Badminton - Panjang, Lebar Tinggi Net Tunggal & Ganda

Dalam membuat lapangan bulu tangkis alias badminton yang baik harus sesuai dengan standar internasional yang luasnya berbeda antara pertandingan partai ganda dengan partai tunggal.

A. Partai Tunggal / Satu Pemain / 1 on 1

- Panjang = 11,88 meter
- Lebar = 5,18 meter
- Luas = 61,5384 meter persegi
- Tinggi Tiang Net = 1,55 meter
- Tinggi Atas Net = 1,52 meter

- Jarak Net Ke Garis Service = 1,98 meter
- Jarak Garis Service ke Sisi Lapangan Luar = 3,96 meter

B. Partai Ganda / Dua Pemain / 2 on 2

- Panjang = 13,40 meter
- Lebar = 6,10 meter
- Luas = 81,74 meter persegi
- Tinggi Tiang Net = 1,55 meter
- Tinggi Atas Net = 1,52 meter

- Jarak Net Ke Garis Service = 1,98 meter
- Jarak Garis Service ke Sisi Lapangan Luar = 4,72 meter

Net

Di tengah-tengah lapangan ada net yang tingginya 155 cm. Net merupakan pembatas berupa jaring yang membentang antara dua bidang permainan yang diikatkan pada tiang. Tiang itu haruslah kukuh, sehingga net yang dibentangkan tidak akan turun bila ditarik kencang agar lurus. Tinggi net di tengah-tengah lapangan, haruslah 152 cm dari permukaan lapangan.

Shuttlecock

Shuttlecock yang di Indonesia lazim disebut kok, biasanya terbuat dari bulu angsa buatan abrik, umumnya sudah memiliki standar yang ditentukan IBF. Berat kok sekitar 5,67 gram. Bulu angsa yang menancap di gabus yang dibungkus kulit berwarna putih berjumlah antara 14-16 buah, dan diikat dua tali agar tidak mudah lepas. Jenis inilah yang selalu dipakai untuk kejuaraan resmi. Di luar negeri banyak pula digunakan kok dari karet, baik untuk gabus maupun bulunya. Bentuk, ukuran, dan besarnya harus sama dengan kok yang terbuat dari bulu angsa, namun umumnya kok plastik hanya dipakai untuk latihan saja.

Kok yang bagus adalah kalau dipukul dengan raket dengan tangan di bawah pinggang meluncur dengan lurus, tanpa gerakan ke arah kiri atau kanan saat mengundara. Para pemain tingkat internasional sering mencoba kok dengan memukul ke ruang di balik netnya. Bila dipukul dengan tangan mengayun dari bawah, kok yang baik akan mencapai kira-kira di tempat yang sama dengan pelaku servis.

Macam – macam pukulan dalam Bulutangkis



1.       Underhand (Pukulan dari Bawah)

Jenis pukulan ini dominant digunakan dalam permainan bulutangkis. Seperti halnya teknik dasar "pukulan dari atas kepala", untuk menguasai teknik dasar ini, pertama-tama, harus trampil berlari sambil melakukan langkah lebar, dengan kaki kanan berada di depan kaki kiri untuk menjangkau jatuhnya kok.

Sikap menjangkau ini, hendaknya siku dalam keadaan bengkok dan pertahankan sikap tubuh tetap tegak, sehingga lutut kanan dalam keadaan tertekuk.

Pada saat memukul kok, gunakan tenaga kekuatan siku dan pergelangan tangan, hingga gerakan lanjut dari pukulan ini berakhir di atas bahu kiri. Perhatikan, agar telapak kaki kanan tetap kontak dengan lantai sambil menjangkau kok. Jangan sampai gerak langkah terhambat karena kaki kiri tertahan gerakannya.

2.       Overhead Clear/Lob

Pusatkan perhatian lebih untuk menguasai pukulan overhead lob ini, karena teknik pukulan lob ini banyak kesamaannya dengan teknik smes dan dropshort. Pukulan overhead lob adalah bola yang dipukul dari atas kepala, posisinya biasanya dari belakang lapangan dan diarahkan keatas pada bagian belakang lapangan.

3.       Round The Head Clear/Lob/Drop/Smash

Adalah bola overhead (di atas) yang dipukul di bagian belakang kepala (samping telinga sebelah kih). Dibanding dengan overhead yang biasa, pukulan di belakang kepala ini relatif lebih sulit. Karena untuk bisa melakukan pukulan (teknik) ini diperlukan ekstra kekuatan kaki, kelenturan, footwork yang balk, dan koordinasi. Biasanya pukulan ini dilakukan secara terpaksa karena untuk melakukannya harus dengan pukulan backhand.

4.       Smash

Yaitu pukulan overhead (atas) yang diarahkan ke bawah dan dilakukan dengan tenaga penuh. Pukulan ini identik sebagai pukulan menyerang. Karena itu tujuan utamanya untuk mematikan lawan. Pukulan smes adalah bentuk pukulan keras yang sering digunakan dalam permainan bulutangkis. Karakteristik pukulan ini adalah; keras, laju jalannya kok cepat menuju Iantai Iapangan, sehingga pukulan ini membutuhkan aspek kekuatan otot tungkai, bahu, lengan, dan fleksibilitas pergelangan tangan serta koordinasi gerak tubuh yang harmonis.

Dalam praktek permainan, pukulan smes dapat dilakukan dalam sikap diam/berdiri atau sambil loncat (King Smash).Oleh karena itu pukulan smes dapat berbentuk:
- Pukulan smes penuh
- Pukulan smes potong
- Pukulan sines backhand
- Pukulan smes melingkar atas kepala

Teknik pukulan smes tersebut secara bertahap setiap pemain harus menguasainya dengan sempurna. Manfaatnya sangat besar untuk meningkatkan kualitas permainan.

5.       Dropshot (Pukulan Potong)

Adalah pukulan yang dilakukan seperti smes. Perbedaannya pada posisi raket saat perkenaan dengan kok. Bola dipukul dengan dorongan dan sentuhan yang halus. Dropshot (pukulan potong) yang balk adalah apabila jatuhnya bola dekat dengan net dan tidak melewati garis ganda.

Karakteristik pukulan potong ini adalah, kok sentiasa jatuh dekat jaring di daerah lapangan lawan. Oleh karena itu harus mampu melakukan pukulan yang sempurna dengan berbagai sikap dan posisi badan dari sudut-sudut lapangan permainan. Faktor pegangan raket, gerak kaki yang cepat, posisi badan dan proses perpindahan berat badan yang harmonis pada saat memukul merupakan faktor penentu keberhasilan pukulan ini.

Sikap persiapan awal dan gerak memukul tidak berbeda dengan pukulan smes. Dalam pelaksanaan pukulan potong ini, adalah menempatkan kok pada sudut-sudut lapangan lawan sedekat mungkin jaring/net, dengan variasi gerak tipu badan dan raket sebelum perkenaan raket dan kok, yang menyebabkan lawan terlambat mengatisipasi dan bereaksi atas datangnya kok secara mendadak.

6.       Netting

Adalah pukulan yang dilakukan dekat net, diarahkan sedekat mungkin ke net, dipukul dengan sentuhan tenaga halus sekali. Pukulan netting yang baik yaitu apabila bolanya dipukul halus dan melintir tipis dekat sekali dengan net.

Karakteristik teknik dasar ini adalah kok senantiasa jatuh bergulir sedekat mungkin dengan jaring/net di daerah lapangan lawan. Koordinasi gerak kaki, lengan, keseimbangan tubuh, posisi raket dan kok saat perkenaan, serta daya konsentrasi adalah faktor-faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pukulan ini.

Pegang raket dengan jari-jari tangan (ruas jari tangan), pergelangan tangan tetap rileks, posisi kepala (daun) raket sejajar dengan Iantai pada saat perkenaan raket dan kok yang harus diperhatikan selama proses pukulan jaring berlangsung. Di samping itu sikap dan posisi kaki tumpu harus tetap kokoh menapak di Iantai, dengan lutut kanan dibengkokkan, sehingga tidak terjadi gerakan tambahan yang dapat mempengaruhi keseimbangan tubuh.

7.       Return Smash

Adalah pukulan yang lebih identik dengan pola pertahanan. Namun demikian pengembalian smash yang baik bisa menjadi serangan balik.

Jenis-jenis pengembalian smash:
1. Pengembalian pendek, yaitu pengembalian dimana bolanya jatuh dekat net. Banyak terjadi pada permainan tunggal. Tujuannya untuk memaksa lawan berlari jauh.
2. Pengembalian drive (mendatar),lebih banyak dilakukan pada permainan ganda. Tujuannya untuk tidak memberi kesempatan lawan melakukan serangan.
3. Pengembalian panjang, yaitu pengembalian bola ke arah belakang lagi. Pukulan ini blasanya hanya bisa dilakukan oleh pemain yang sudah trampil dan mempunyai pergelangan tangan kuat.

8.       Backhand Overhead

Pukulan ini bisa dlkategorikan paling sulit, terutama bagi pemain pemula. Karena secara biomekanik teknik pukulan ini selain menuntut koordinasi anggota badan yang sempurna, juga penguasaan grip dan timing yang tepat.
Tanpa ketiga hal tersebut, tenaga besar sekalipun tidak bisa menghasilkan kualitas pukulan yang baik.

9.       Drive

Adalah pukulan cepat dan mendatar banyak digunakan dalam permaianan ganda. Tujuannya untuk menghindari lawan menyerang atau sebaliknya memaksa lawan mengangkat bola dan berada pada posisi bertahan. Pukulan ini menuntut ketrampilan grip, reflek yang sepat dan kekuatan pergelangan tangan. Pukulan ini akan diajarkan lebih jauh pada tahap selanjutnya.

Sejarah Singkat Atletik di Indonesia



Awal sejarah Atletik di Indonesia tercatat pada permulaan tahun 1930-an, ketika Pemerintah Hindia Belanda memasukkan Atletik sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah-sekolah. Di kalangan masyarakat pada waktu itu cabang olahraga ini belum tersebar luas, karena hanya dikenal di lingkungan pendidikan saja. Walaupun demikian, masyarakat lambat laun mengenal sifat dan manfaat Atletik ini dan dari hari ke hari penggemarnya bertambah.
Oleh kalangan Belanda telah dibentuk sebuah organisasi, yang akan menangani penyelenggaraan pertandingan-pertandingan Atletik dengan nama Nederlands Indische Athletiek Unie (NIAU).
Di Medan pada tahun 1930 - an juga telah berdiri sebuah Organisasi bernama Sumatera Athletiek Bond (SAB), yang menyelenggarakan perlombaan-perlombaan Atletik antar sekolah Mulo, HBS dan perguruan-perguruan swasta.
Perkembangan Atletik di Pulau Jawa ditandai dengan berdirinya organisasi-organisasi Atletik seperti ISSV Hellas dan IAC di Jakarta, PAS di Surabaya dan ABA di Surakarta.
Dalam mengikuti sejarah pertumbuhan dan perkembangan Atletik diperoleh kesimpulan bahwa Atletik Indonesia masih berumur setahun jagung. Akan tetapi berkat perananan NIAU pada zaman Belanda telah tampil bintang-bintang Atletik Indonesia yang dapat diandalkan, seperti Effendi Saleh, Tomasoa, Mochtar Saleh, M. Murbambang, Harun Al Rasyid, Mohd. Abdulah dan F.G.E. Rorimpandey.
Dengan mencapai loncatan setinggi 1,86 m, Harun Al Rasyid berhasil mencetak prestasi yang mengagumkan, sedang Nur Bambang dengan kecepatan 10.8 detik dalam lari 100 m mengukir prestasi terbaik di Indonesia.
Baik hasil yang telah dicapai oleh Harun Al Rasyid maupun hasil Nurbambang baru belasan dan puluhan tahun dapat diperbaiki oleh atlet-atlet Indonesia. Selama pendudukan Jepang kegiatan cabang olahraga Atletik praktis terhenti. Dengan terbentuknya Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI) pada awal tahun 1946, bagian Atletik dalam PORI segera menghidupkan kegiatan cabang olahraga menuju perkembangan dan kemajuan bangsa Indonesia yang baru merdeka.
Usaha nyata dibuktikan dengan terbentuknya Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) pada tanggal 3 September 1950 di Semarang. Kegiatan pertama tercatat pada akhir tahun 1950 juga dengan mengadakan perlombaan Atletik di Bandung.
Perlombaan tersebut sekaligus dimaksudkan sebagai persiapan atlet-atlet Indonesia menghadapi Asian Games I pada tahun 1951 di New Delhi. Organisasi Induk PASI telah diterima sebagai anggota Atletik Internasional (IAAF).
Beberapa Catatan Prestasi
Seperti telah diterapkan di atas tadi, lompatan Harun Al Rasyid di zaman Belanda adalah 1.86 m. Pada PON I tahun 1948 di Solo, Sudarmajo mencapai lompatan setinggi 1.80 m, sedang pada PON II tiga tahun kemudian di Jakarta hasilnya dapat ditingkatkan menjadi 1.85 m. Bertolak dari hasil inilah peloncat tinggi asal Solo dan yang kemudian membela nama Jawa Barat ini dipersiapkan ke Asian Games I tahun 1951 di New Delhi, partisipasi pertama Indonesia di gelanggang Asia setelah memperoleh kemerdekaannya.
Menurut ketentuan, dalam loncat ujian (kualifikasi) di New Delhi harus dicapai loncatan 1.87 m, dalam hal mana 6 orang peserta dinyatakan gugur, karena tidak berhasil mencapai batas tinggi yang diharuskan itu.
Dalam babak kualifikasi ini Sudarmojo berhasil baik dan dengan demikian dapat maju ke babak finale.
Dalam Asian Games I Tim Atletik Indonesia telah berhasil 5 medali perunggu sebagai berikut :

1. Lompat Tinggi
               

Sudarmojo

2. Lompat Jangkit
               

Hendarsin

3. Lempar Lembing
               

Matulessy

4. Lempar Cakram
               

Anni Salamun

Prestasi Nurbambang 10.8 m dalam lari 100 m baru dapat diperbaiki oleh sprinter M. Sarengat pada Asian Games IV tahun 1962 di Jakarta dengan catatan 10.5 detik dan dengan demikian menjadi pelari tercepat Asia.

Selanjutnya dicatat beberapa pemecahan rekor nasional pada persiapan Asian Games IV dan Ganefo tahun 1963. Untuk menghadapi Olympiade Tokyo tahun 1964 dalam Asian Tour telah dipecahkan 6 rekor nasional, hal serupa diperoleh pada waktu Asian Games V tahun 1966 di Bangkok. Akan tetapi prestasi-prestasi tersebut belum dapat menyaingi prestasi Asia.

JENJANG ORGANISASI:

Pada mulanya anggota PASI JAYA adalah Pengurus Cabang yang disngkat Pengcab PASI terdiri dari lima wilyah kota yaitu :

Pengcab PASI Jakarta Utara, Pengcab PASI Jakarta Timur, Pengcab PASI Jakarta Selatan, Pengcab PASI Jakarta Pusat dan Pengab PASI Jakarta Barat, yang notaben keberadaan Pengcab tersebut berada dibawah naungan KONI Wilayah, dan SUDIN Olarhaga. Karena keterbatasan sarana maka dari lima Cabang tersebut hanya ada dua Cabang yang bergerak aktif yaitu PASI Cabang Jakarta Pusat dan PASI Cabang Jakarta Selatan.

Sesuai dengan Kongres PASI Tahun 1973, keberadaan Pengcab PASI lima Wilayah dihapuskan dan sebagai gantinya rentang Organisasi adalah Club / Perkumpulan Atletik sebagai anggota dari PASI JAYA.

KEPENGURUSAN :

Tahun 1970 - 1973 :

Ketua Umum: Kol KKO J. Saminoe, Ketua I : Drs. Kusnan Ismukanto, Sekretaris I : K. Padmonodewo, Sekretaris II : M. Istari Cakraasmara, Bendahara I: A.L. Silooy, Bendahara II Drs. M. Yusuf Adisasmita, Komtek Woeryanto Med, Kesehatan: Dr. Soeharto, Dr. Soetisno, Peralatan K. Supriadi.

Tahun 1974 – 1978:

Sekretariat KONI PUSAT Stadion Utama Senayan Jakarta

Ketua Umum: Ir. Aditomo Tirtodipuro (April 76 Mengundurka diri), digantikan oleh Ir. Irawan Sukapraja Ketua I: Bid. Org. Drs. Kusnan Ismukanto, Ketua II Bid. Pembinaan: Woeryanto, Med. Sekretaris Umum: drs. Amir Lubis, Sekretaris I : Drs. M. Istari Cakra Asmara, Sekretaris II: Achmad Surjanto, Bendahra: Drs. M. Yusuf Adisasmita, Seksi Binpres, Bambang Wahyudi, Steve Thenu, Awang Papilaya, Seksi Pemasalan/Pendidikan: Drs. Anhar, Seksi perwasitan/Lomba: Drs. Sudarsono Seksi Kesehatan Dr. Karyanto. Peralatan Drs. Pieter Noya, Urusan lapangan: Sumantri, Supriadi.

Club Atletik Anggota PASI setelah perubahan AD & ART PASI bulan September 1975 sebagai pengganti dari Pengcab Adalah:

Club Atletik JAYAKARTA atlet, 50 pembina 9 orang, Club U.M.S atlet 90, pembina 8 orang, Club METEOR atlet 60, pembina 4 orang, Club PERKASA: Atlet 100, pembina 4 orang, Club PSKD atlet 25, pembina 2 orang, Club HERCULES atlet 20, pembina 2 orang.

Tahun 1978 – 1982:

Sekretariat Lapangan Atletik PASI JAYA Jl. Pintu VI GELORA SENAYAN Telp. 5862086

Pelindung :

Gubernur DKI Jakarta

Penasehat :

Ketua Umum KONI DKI Jakarta, Kadispora, Ir. Aditomo, Ir. Irawan Sukapraja, Prof. Sutarman, Dr. Sarwoko, R.A.J. Gosal.

Pengurus:

Ketua Umum: H.M. Widarsadipradja, Ketua Harian : Drs. Kusnan Ismukanto, Kabid Org. W. Sigar. Kabid Binpres, Patmonodewo, Kabid Usaha: Drs. Martomo Adisasmita, Sekretaris Umum: Drs. M. Yusuf Adisasmita, Wasekum Drs. Ais Manuputy, Bendahara: A.S. Rijanto, Komtek Ir. Wardiman, Bambang Wahyudi, Stev Thenu, J.P. Oroh, Usman Efendi. Komisi Pertandingan : Achmad Surjanto, Komisi Peralatan Lapngan : Sumantri, Komisi Kesehatan: Dr. Tohari, Dr Frits Kakialatu, Dra. F.Aswin Hadis, Dra. Sumiarti Patmonodewo, Komisi Usaha : Srijana, A. Askandar,

Komisaris Wilayah: Jakarta Barat: Drs. M Istari Cakra Asmara, Jak-Ut Ventje Gosal, Jak-Sel: Ny. Suatini Ilyas Margio, Jak-Tim : Adi Waluyo, Jak-Pus:

Tahun 1982 – 1986:

Ketua Umum: H.M. Widarsadipradja, Ketua Harian : Drs. Kusnan Ismukanto, Kabid Org. Kabid Binpres, Patmonodewo, Kabid Usaha: Drs. Martomo Adisasmita, Sekretaris Umum: Drs. M. Yusuf Adisasmita, Wasekum Drs. Ais Manuputy, Bendahara: Drs. A.S. Rijanto, Komtek Ir. Wardiman, Bambang Wahyudi, Stev Thenu, J.P. Oroh, Usman Efendi. Komisi Pertandingan : Achmad Surjanto, Komisi Peralatan Lapngan : Sumantri, Komisi Kesehatan: Dr. Tohari, Dr Frits Kakialatu, Dra. F.Aswin Hadis, Dra. Sumiarti Patmonodewo, Komisi Usaha : Srijana, A. Askandar,

Komisaris Wilayah: Jakarta Barat: Drs. M Istari Cakra Asmara, Jak-Ut Ventje Gosal, Jak-Sel: Ny. Suatini Ilyas Margio, Jak-Tim : Adi Waluyo, Jak-Pus:

Tahun 1986 – 1990:

Tahun 1990 – 1994:

Dewan Penyantun :

Wagub Bidang Kesra, H.M. Widarsa Dipradja, Ka.Kanwil Depdikbud Dki Jakarta, H.M. Samadikun Hardjodarsono, Drs. Indra Kartasasmita,

Pengurus:

Ketua Umum : E.C.W. Neloe, Ketua Harian : Drs. Eddy Widodo, Ketua Bid Org. F.X. Widiastanto, Ketua Bid Binpres: Drs. Eddy Widodo, Wakabid Binpres: Letkol Agus Sugiri, Kabid Pembibitan&pemasalan : Drs. M. Sipahutar, Wakabid Bitsal: Drs. A.Kusaeri, Kabid Dana: Suharto Fahtori, Wakabid Dana: A.R. Koesnanto, Kabid Litbang; Woeryanto, M.Ed.Mp, Wabid Litbang: Suatini Ilyas margio, Sekretaris Umum : A. S. Rianto, Wakil Sekretaris I : Drs. Moch. Sidik, Wakil Sekretaris II: Drs. Jafet Sondak, Bendahara: Sutopo, Wakil Bendahara:

Tahun 1994 – 1998:

Dewan Penyantun :

Wagub Bidang Kesra, H.M. Widarsa Dipradja, Ka.Kanwil Depdikbud Dki Jakarta, H.M.

Pengurus:

Ketua Umum : E.C.W. Neloe, Ketua Harian : Drs. Eddy Widodo, Ketua Bid Org. Sumartoyo Martodihardjo, Ketua Bid Binpres: J.E.W. Gosal, Wakabinpres: Bambang Wahyudi, Kabid Pembibitan& Pemasalan : Drs. Moch. Sidik, Wakabid Bitsal: Drs. M. Nurharahap, Kabid Dana: Sutopo, Wakabid Dana: , Kabid Litbang; Drs. Paulus Pesurney, Wabid Litbang:, Sekretaris Umum : Drs. A.S. Rijanto, Wakil Sekretaris I : Umaryono, Bendahara: Yafet Sondak.

Komisi-Komisi :

Komisi Tehnik : Nicky Pattiasina, Errie Andreas Gerit, Sri Purwidaty, Sumiyati, Lelyana Candra Wijaya AP.Salim Abdullah. Komisi Sarana Prasarana : Drs. Rusihan Anwar, Fauzan Sunardi.

Tahun 1999 – 2003:

Ketua Umum : E.C.W. Neloe, Ketua Harian : Drs. Eddy Widodo, Ketua Bid Org. Sumartoyo Martodihardjo, Wakabid Org: Drs. Faturahman, Ketua Bid. Binpres: Bambang Wahyudi, Wakabinpres: Purnomo M. Yudi, Kabid Litbang: J.E.W. Gosal, Wakabid Litbang: Drs. A. Surjanto, , Kabid Pembibitan& Pemasalan : Drs. Moch. Sidik, Wakabid Bitsal: Drs. M. Nurharahap, Kabid Dana: , Wakabid Dana: , Sekretaris Umum : Drs. A.S. Rijanto, Wakil Sekretaris I : Umaryono, Bendahara: Yafet Sondak.

Komisi-Komisi :

Komisi Tehnik : Nicky Pattiasina, Drs. Paulus Pasurney, Dra. Sri Purwidiaty, Bambang Agustanto, Veriatiningrum. Komisi Sarana Prasarana : Harywadi Siregar, Umar Firdaus, Fauzan Sunardi, Komisi Perlombaan/Perwasitan: Nur’Aini, Mutholib, Bambang Purnomo, Lusiana Elfira Leluly.

Sejarah Atletik


Atletik

Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat. Kata ini berasal dari bahasa Yunani "athlon" yang berarti "kontes". Atletik merupakan cabang olahraga yang diperlombakan pada olimpiade pertama pada 776 SM. Induk organisasi untuk olahraga atletik di Indonesia adalah PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).
Atletik adalah event asli dari Olimpiade pertama ditahun 776 sebelum Masehi dimana satu-satunya event adalah perlombaan lari atau stade. Ada beberapa “Games” yang digelar selama era klasik Eropa : Panhellenik Games The Pythian Game(dimulai6 Sebelum Masehi) digelar di Argolid setiap dua tahun.The Isthmian Game (dimulai 523 Sebelum Masehi) digelar di Isthmus dari Corinth setiap dua tahun.The Roman Games Berasal dari akar Yunani murni, Roman Games memakai perlombaan lari dan melempar. Bukannya berlomba kereta kuda dan bergulat seperti di Yunani, olahraga Etruscan memakai pertempuran galiatoral, yang nuga sama-sama 527 Sebelum Masehi) digelar di Delphi tiap empat tahun. The Nemean Games(dimulai 51 memakai panggung). Masyarakat lain menggemari kontes atletik, seperti bangsa Kelt, Teutonik, dan Goth yang juga digemari orang Roma. Tetapi, olahraga ini sering dihubungkan dengan pelatihan tempur. Di masa abad pertengahan anak seorang bangsawan akan dilatih dalam berlari, bertarung dan bergulat dan tambahan berkuda, memanah dan pelatihan senjata. Kontes antar rival dan sahabat sangat umum di arena resmi maupun tidak resmi.
Di abad 19 organisasi formal dari event modern dimulai. Ini termasuk dengan olahraga reguler dan latihan di rezim sekolahan. Royal Millitary College di Sandhurst mengklaim menggunakan ini pertamakali di tahun 1812 dan 1825 tetapi tanpa bukti nyata. Pertemuan yang paling tua diadakan di Shrewsbury, Shropshire di 1840 oleh Royal Shrewsbury School Hunt. Ada detail dari seri pertemuan tersebut yang ditulis 60 tahun kemudian oleh C.T Robinson dimana dia seorang murid disana pada tahun 1838 sampai 1841. Royal Military Academy dimana Woolwich menyelenggarakan sebuah kompetisi yang diorganisisr pada tahun 1849, tetapi seri reguler pertama dari pertemuan digelar di Exeter College, Oxford dari 1850.
Atletik modern biasanya diorganisir sekitar lari 400m di trek di hampir semua even yang ada. Acara lapangan (melompat dan melempar) biasanya memakai tempat didalam trek. Atletik termasuk didalam Olimpiade modern di tahun 1896 dan membentuk dasar-dasarnya kemudian Wanita pertamakali dibolehkan berpartisipasi di trek dan lapangan dalam event Olimpiade tahun 1928. Sebuah badan pengelola internasional dibentuk, IAAF dibentuk tahun 1912. IAAF menyelenggarakan beberapa kejuaraan dunia outdoor di tahun 1983. Ada beberapa pertandingan regional seperti kejuaraan Eropa, Pan-American Games dan Commonwealth Games. Sebagai tambahan ada sirkuit Liga Emas professional, diakumulasi dalam IAAF World Athletics Final dan kejuaraan dalam ruangan seperti World Indoor Championship. Olahraga tersebut memiliki profil tinggi selama kejuaraan besar, khususnya Olimpiade, tetapi yang lain kurang populer.
AAU (Amateur Athletic Union) adalah badan pengelola di Amerika Serikat sampai runtuh dibawah tekanan profesionalisme pada akhir tahun 1970. Sebuah badan baru bernama The Athletic Congress (TAC) dibentuk, dan akhirnya dinamai USA Track and Field (USATF atau USA T&F). Sebuah tambahan, organisasi dengan struktural yang lebih kecil, Road Runner Club of America (RRCA) juga ada di USA untuk mempromosikan balap jalanan. Di masa modern, atlet sekarang bisa menerima uang dari balapan, mengakhiri sebutan “amatirisme” yang ada sebelumnya.
Ada dua musim dalam lintasan dan lapangan. Ada musim indoor, selama musim dingin dan musim outdoor, digelar selama musim semi dan panas. Kebanyakan lintasan indoor adalah 200m dan terdiri dari empat atau enam jalur. Seringkali sebuah lintasan indoor memiliki belokan yang lurus untuk mengkompensasikan belokan yang ketat. Dalam lintasan indoor atlet berkompetisi sama dengan event lintasan di outdoor dengan pengecualian untuk lari 100m dan 110/100m haling rintang (diganti dengan sprint 60m dan 60 m hlang rintang di tingkat kebanyakan dan kadang 55m sprint dan 55m haling rintang di tingkat SMA) dan lari 10.000m, jalan cepat 300m, dan 400m haling rintang. Indoor juga mendapat tambahan lari 3000m yang normalnya pada tingkat kampus dan elit dibandingkan memakai 10.000m. marathon 5.000m adalah event lari jauh yang paling umum, walaupun ada situasi dengan jarak lebih jauh pernah dilombakan. Di medio abad 20, ada seri perlombaan duel di Madison Square Garden (New York) lintasan indoor, beberapa menampilkan dua orang berlomba marathon (26,2 mil). Tetapi, ini sangat jarang terjadi. Dalam keadaan tertentu, ada juga balapan 500m dibandingkan 400m yang ada normalnya di event outdoor, dan di kejuaraan kampus indoor dua-duanya dilombakan.
Di event lapangan, perlombaan indoor hanya menampilkan lompat tinggi, lompat galah, lompat jauh, lompat ganda dan menembak. Lembar lembing, lempar bola besi dan tolak peluru ditambahkan hanya untu event outdoor, dimana normalnya tidak ada ruang yang cukup dalam stadion indoor pada perlombaan tersebut. Event unik dari perlombaan indoor (terutama di Amerika Utara) adakah lempar beban seberat 300, 600, 1000 dan 35 pon. Di Negara lain, terutama Norwegia, lompat jauh berdiri dan lompat tinggi berdiri juga dilombakan, bahkn di Kejuaraan Nasional untuk atlet multi-event ada Pentathlon untuk wanita (yaitu 60m halang rintang, lompat jauh, tolak peluru dan 800m) dan heptathlon untuk pria (yaitu 60m halang rintang, lompat jauh, tolak peluru, 60m lari, lompat galah dan 1000m lari) indoor. Untuk outdoor ada heptathlon untuk wanita dan decathlon untuk pria.
Lintasan dan Lapangan luar ruangan biasanya dimulai dan diakhiri selama musim semi. Kebanyakan lintasan adalah berbentuk oval untuk keadaan 400m. Tetapi, beberapa lintasan tua berukuran 440 yardm dimana ada beberapa lintasan yang tidak oval dan tidak 400m/440 yard karena keadaan geografis. Lintasan modern memakai permukaan yang dikaretkan, dan lintasan yang lebih tua memakai pasir atau kerikil. Lintasan normalnya memakai 6-10 jalur dan bisa termasuk sebuah jalur langkah dan selokan di salah satu belokan. Jalur ini isa ada di luar atau di dalam lintasan, membuat tikungan yang lebih sempit atau lebar. Sangat umum dimana lintasan itu akan mengelilingi sebuah lapangan bermain yang dipakai untukAmerican Football, sepak bola, atau lacrosse. Lapangan didalam ini biasanya dikenal dengan lapangan dalam dan permukaanya memakai rumput atau karpet buatan, dan tempat diaman tim menggelar kamping selama turnamen panjang. Tetapi lempar lembing, bola besi dan cakram biasanya dilombakan di luar lapangan di lapangan lain karena membutuhkan ruangan yang lebih luas, dan implementasinya mungkin bisa merusak lapangan yang dipakai atau lintasan.
Ada variasi lain selain yang ditulis dibawah, tetapi lomba dengan panjang tidak biasa (contohnya 300m) dilangsungkan lebih jarang. Balapan yang tidak lazim biasanya digelar selama musim indoor karena lintasan 200m dalam riangan. Dengan pengecualian lari mil, lomba berdasarkan jarak kerajaan jarang sekali digelar di lintasan sejak kebanyakan lintasan dirubah dari seperempat mil (402,3m) ke 400m. Hampir semua catatan rekor untuk jarak kerajaan tidak dilangsungkan kembali. Bagaimanapu, IAAF dalam buku rekornya masih memasukan rekor dunia mil (dipegang oleh Hicham El Guerroj dari Maroko dan Svetlana Masterkova dari Rusia untuk wanita) karena perbedaan signifikan yang mendunia.

    * Event Lintasan
·         Sprint                                    : event yang termasuk 400m. Event yang umum adalah 60m (hanya didalam ruangan), 100m, 200m dan 400m.
·         Jarak Menengah              : event dari 800m sampai 3000m, 800m, 1500m, satu mil dan 3000m.
·          Lari berintang                   :lomba (biasanya 300m) dimana pelarinya harus melewati rintangan seperti penghalang dan rintangan air.
·         jarak Jauh                            : berlari diatas 5000 m. Biasanya 5000 m dan 10000 m. yang kurang lazim ialah 1, 6, 12, 24 jam perlombaan.
·         Halang Rintang                  : 110 m halang rintang tinggi (100 m untuk wanita) dan 400 m halng rintang menengah (300 m di beberapa SMA).
·         Estafet                                  : 4 x 100m estafet, 4 x 400 m estafet , 4 x 200 m estafet , 4 x 800 m estafet , dll. Beberapa event, seperti estafet medley, jarang dilangsungkan kecuali estafet karnaval besar.

    * Lari jalanan: dilangsungkan di jalanan terbuka, tapi biasanya diakhiri di lintasan.
Event biasa adalah 5km, 10km, setengah marathon dan marathon.
    * lomba jalan cepat event biasa adalah 10km, 20 km dan 50 km.
    * Event lapangan:
          o Event melempar
                + tolak peluru
                + lempar peluru
                + lempar lembing
                + lempar cakram

          o Event lompat:
                + lompat tinggi
                + lompat galah
                + lompat jauh
                + lompat ganda

          o yang sangat tidak biasa:
                + lompat tinggi berdiri
                + lompat jauh berdiri
                + lompat ganda berdiri

    * Event ganda atau kombinasi:
          o Triathlon / Trilomba
          o Pentathlon / Pancalomba
          o Heptathlon
          o Decathlon / Dasalomba